Merunut Identitas Makanan Peranakan: Nenek Moyang Kuliner Fusion
Kuliner Indonesia bukan cuma sekadar hidangan beragam dengan rasa yang enak. Kuliner lebih dari rasa enak atau tidak enak.
Sebaliknya, kuliner dari seluruh dunia, khususnya Indonesia memiliki kombinasi kekayaan alam, cinta, budaya, dan juga sejarah. Sepiring makanan kental dengan nilai-nilai sejarah dan peradaban manusia.
Apa jawaban Anda kalau ditanya soal kuliner asli Indonesia? Nasi goreng, mi goreng, pempek?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita ngomongin makanan peranakan, of course enggak lepas dari Chinese influence. Sebetulnya kita bisa lihat Chinese influence di Indonesia, dibagi dari beberapa tahap kedatangannya masyarakat Tionghoa," kata Kevin kepada CNNIndonesia.com.
Lihat Juga :![]() |
"Ada yang dari masa zaman Sriwijaya, itu mereka sudah datang yang sampai masuk ke dalam prasasti. Dan ada juga ada juga yang datang di masanya penjajahan belanda di awal di abad ke-15 dan 16, dan signifikan itu di abad ke-18."
Kevin menyebut bahwa jika dilihat, masakan peranakan Chinese itu biasanya terdapat di daerah pesisir. Hal ini disebabkan karena awalnya, etnis Tionghoa datang sebagai pedagang di kota -kota di Pelabuhan. Akulturasi budaya dan makanan mulai terjadi di daerah tersebut lantaran pernikahan dengan warga lokal dan penyebab lainnya.
"Namun perlu diingat, proses akulturasi budaya dan kuliner menjadi makanan peranakan ini membutuhkan waktu ratusan tahun. Inilah bedanya dengan makanan fusion."
Fusion memang marak belakangan ini, memadukan satu jenis kuliner dengan kuliner yang lain. Sebagai contohnya cromboloni. Ini termasuk kuliner fusion karena menggabungkan makanan khas Prancis yaitu croissant dengan Amerika yaitu bomboloni.
Namun pria yang pernah menjadi narasumber untuk Street Food Asia di Netflix ini mengungkapkan bahwa makanan peranakan adalah salah satu jenis fusion.
Merunut sejarah terjadinya, bahkan bisa disebut bahwa makanan peranakan bisa menjadi nenek moyang dari makanan fusion yang happening saat ini.
Lihat Juga :![]() |
Awal Mula Makanan Peranakan
"Bicara soal makanannya sendiri, sebetulnya catatan soal makanan-makanan Tionghoa yang masuk ke Indonesia itu sebetulnya cukup banyak, nah salah satu yang paling awal adalah fermentasi, kedelai, tempe, tauco, tahu dan lain sebagainya. Begitu juga dengan pembuatan eh saus-saus kecap dan ini belum lagi nanti kecap manis ya gitu. Jadi ini awalnya masuk kuliner China ke Indonesia."
Setelah itu, mulailah masuk proses akulturasi kuliner lewat proses memasaknya. China mulai memperkenalkan teknik menggoreng dan deep fried.
"Indonesia awalnya tidak mengenal wajan. China yang punya. Indonesia awalnya terutama masyarakat Hindu terutama itu enggak mengenal wajan mengenalnya itu dengan kuali tanah liat karena saat itu pengaruh dari India cukup besar."
Dari situ kemudian masuklah makanan-makanan yang digoreng yang bahkan populer sampai saat ini, misalnya nasi goreng.
"Itu tercipta setelah etnis Tionghoa masuk. Tapi belum ada catatan kapan nasi goreng itu pertama kali ditemukan atau muncul. Tapi dari sejarahnya bisa terlihat."
"Jadi dibagi dua menurut saya. Satu adalah makanan peranakan yang spesifik yaitu gabungan budaya lokal pribumi dengan Chinese, dan satu lagi makanan peranakan yang gabungan dengan budaya pribumi, budaya Belanda, sama budaya Chinese yang disebut sebagai makanan Indische."
Dia mencontohkan, salah satu makanannya adalah ayam goreng mentega. Makanan ini tergolong kompleks lantaran mengandung bumbu dari tiga negara berbeda, yaitu dari Indonesia (Jawa) dengan tambahan kecap manis, saus tiram dari China, dan mentega dari pengaruh Belanda.
Genre Unik Kuliner Peranakan
Merujuk katanya, peranakan sejatinya adalah gabungan dari dua budaya yang berbeda. Dalam hal ini, makanan peranakan atau yang disebut masakan Nyonya ini adalah gabungan dari budaya China dan juga Indonesia. Gabungan keduanya-lah yang menjadi makanan peranakan.
Kevindra menyebut bahwa makanan peranakan bisa dibilang sebagai genre cuisine baru yang menarik lantaran terus bertumbuh dan berkembang. Dalam perjalanannya, seiring bertambahnya pendatang yang masuk ke Indonesia, percampuran budaya pun juga masih terjadi. Di berbagai daerah lain di Indonesia, juga memiliki berbagai hidangan peranakan yang berbeda-beda baik tipe dan jenis makanannya. Hal ini jugalah yang membuat makanan peranakan di Indonesia jauh lebih beragam dibanding makanan peranakan di negara lain seperti Malaysia dan Singapura.
Di Sumatera dan sekitarnya termasuk di di Melayu itu lebih kepada peranakan antara cita rasa melayu dan Chinese sehingga banyak hidangan gulai-gulaian. Bahkan disebutnya, Pempek juga termasuk hidangan peranakan lantaran penggunaan gula Jawa dalam campuran cuka yang asam. Hanya saja makanan peranakan yang paling terkenal dan juga paling signifikan adalah Lontong Cap Go Meh dari Semarang.
Lihat Juga :![]() |
Lantas jika nasi goreng dan pempek dianggap sebagai makanan peranakan, apakah ini tak berati kalau makanan ini bukanlah makanan khas Indonesia?
"Nah menariknya, Indonesia itu punya sebuah keunikan uniqueness di mana identitas kuliner daerahnya itu sebetulnya gabungan dari berbagai macam entitas kuliner yang digabung jadi banyak. Jadi apakah pempek itu makanan khas Palembang atau bukan? Betul, secara identitas. Secara identitas dan wilayah, Pempek adalah makanan Palembang tapi secara genre aku mesti bilang ya genre atau karakter, dia adalah makanan peranakan.
"Sama seperti Lontong Gap Go Meh. Itu adalah makanan khas Semarang, tapi kalau secara karakter, secara esensi dia juga adalah makanan peranakan."
"Inilah the uniqueness of Indonesia. Masyarakat Indonesia itu punya karakter kepemilikan yang tinggi dan sangat terbuka dengan perubahan serta kebaharuan, termasuk soal kuliner. Selama ratusan tahun akulturasi budaya ini terjadi dan akhirnya diadaptasi, melebur, dan diakui sebagai salah satu bagian budaya kuliner asli Indonesia. Enggak mengotak-ngotakan ini makanan peranakan, ini asli Indonesia. Semuanya ya makanan Indonesia. Itu hebatnya Indonesia. Kekuatan kuliner Indonesia itu absolut.
[Gambas:Video CNN]
Lebih lanjut, menjadikan budaya kuliner peranakan sebagai kuliner Indonesia adalah bagian dari sifat masyarakat Indonesia yang seperti spons.
"Indonesia itu gampang sekali menyerap pengaruh berbagai etnis dan menciptakan sesuatu yang baru. Meski demikian, identitas kuliner lokalnya tetap terasa kuat. Hanya saja ada pro dan kontranya. Pro-nya ini bisa memperkaya kuliner Indonesia, tapi kontranya adalah bisa jadi makanan lama akan terlupakan jika tidak dilestarikan."
(责任编辑:时尚)
- Survei Indikator Politik: 79,3 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Prabowo Subianto
- Kuasa Hukum Sebut Shane dan Mario Dandy Beri Kesaksian Kontradiktif, Ini Tanggapan Pengadilan
- Airlangga Bertemu Surya Paloh, Ace Hasan: Nasdem Bin Golkar
- Jusuf Kalla Sebut Masjid Akan Hancur Jika Digunakan Politik Praktis
- Waktunya Hampir Habis! Pendaftaran SNBP 2025 Ditutup Besok, Jangan Sampai Impian PTN Kandas
- New Normal Diterapkan, Polisi Bakal Berjaga di Pasar Tradisional
- Jokowi Akui Praktik Pungli Masih Banyak
- 7 Kota Terbaik di Indonesia untuk Rayakan Natal Meriah
- Penumpang Dibiarkan Makan di Landasan, Maskapai India Didenda Rp2,2 M
- 33 Ide Kata
- FOTO: Menelusuri Sudut
- Gerindra Desak Anies Segera Akhiri...
- Mengenal Timothy Ronald, Raja Crypto Indonesia
- KPMH Minta Ombudsman Kawal Kasusnya di Komisi Yudisial: Periksa Hakim Bermasalah
- Bareskrim Telah Periksa 44 Saksi di Kasus Pagar Laut Tangerang
- Kemungkinan Andi Arief Hanya Direhabilitasi, Karena Korban?
- Renungan Natal 2024, Sukacita Menyambut Sang Juru Selamat
- Ketum Partai Berkarya Optimis Gugatannya Dikabulkan Majelis Hakim PN Jakarta Pusat
- Monday Blues Syndrome, Takut Hari Senin yang Bikin Serangan Jantung
- Jusuf Kalla Sebut Masjid Akan Hancur Jika Digunakan Politik Praktis